Metamorfosis Tidak Sempurna Terjadi Pada Jangkrik Karena Selama Hidupnya

Metamorfosis Tidak Sempurna Terjadi Pada Jangkrik Karena Selama Hidupnya

Proses Metamorfosis Pada Lebah Madu

Fase pertama lebah adalah telur dari lebah betina, yakni ratu lebah yang bertelur. Telur ini kemudian akan diletakan oleh lebah betina di sarang yang sudah dibuat terlebih dahulu oleh lebah jantan. Satu sarang ini hanya akan diisi oleh satu telur saja.

Dalam fase telur lebah betina akan membaginya menjadi 3 kelas, yakni lebah pekerja, lebah prajurit, dan calon ratu lebah. Kemudian telur-telur tersebut akan diletakan pada sarang lebah yang berbeda-beda. Untuk berubah dari telur menjadi larva, metamorfosis lebah hanya membutuhkan waktu 3 hari.

Setelah telur menetas maka memasuki fase larva yang masih berada di sel sarang dalam bentuk meringkuk yang kemudian akan melalui 5 kali fase ganti kulit. Dalam fase ini larva lebah bisa makan sampai lebih dari 1000 kali dalam sehari. Setelah sel larva lebah ditutup maka lebah akan memasuki fase metamorfosis menjadi pupa.

Setelah menjadi pupa maka lebah akan memasuki fase metamorfosis yang lama, yakni 12 hari di dalam sarangnya. Dalam fase ini akan terjadi pertumbuhan bentuk tubuh dan organ-organ yang berkembang semakin sempurna. Organ yang mulai terbentuk adalah mata, kaki, dan sayap. Selain itu akan tumbuh pula bulu-bulu halus yang ada di tubuh lebah dewasa.

Fase terakhir pupa lebah akan memakan lilin yang menutup sarangnya dan keluar sebagai lebah dewasa. Setelah berhasil keluar maka lebah dewasa akan menjalankan tugas sesuai kelasnya yang telah ditentukan oleh ratu lebah sebelumnya saat masih telur. Contohnya lebah pekerja akan mencari makan dan membangun sarang, lebah prajurit akan menjaga sarang, dan ratu lebah memimpin koloni.

Source : bobo.grid.id

Pertama lalat akan memasuki fase telur yang dihasilkan dari proses perkawinan lalat jantan dan betina. Telur merupakan hasil pembuahan dari perubahan spermatozoa yang berhasil pada lalat. Selanjutnya lalat betina akan meletakkan telur-telurnya di tempat kotor seperti sampah, bangkai binatang, hingga kotoran-kotoran. Di tempat kotor itulah sumber makanan untuk telur yang sudah menetas menjadi larva nantinya.

Setelah telur berhasil menetas, maka berubah menjadi larva atau biasa kita kenal dengan belatung. Bentuknya memang menjijikan seperti ulat kecil yang bergerak-gerak memakan kotoran disekitarnya. Larva ini kemudian akan melewati fase ganti kulit beberapa kali hingga kulitnya berubah menjadi keras.

Kemudian larva akan memasuki fase ganti kulit terakhir dan mencari tempat perlindungan yang jauh dari pemangsa atau predator yang bisa membunuhnya. Setelah itu larva akan berubah menjadi pupa dalam waktu 2 hari.

Setelah larva berhasil hidup maka akn berubah menjadi pupa yang bertapa di tempat gelap dan terhindar dari sinar matahari secara langsung. Pupa ini kemudian akan menjadi semakin keras dan berwarna kecoklatan, maka bentuk tubuhnya pun semakin berubah. Fase ini akan dijalani selama seminggu hingga lalat siap memiliki sayap dan membelah terbang menjadi imago.

Fase metamorfosis yang terakhir adalah berubah menjadi imago yang berhasil keluar dari pupa dan terbang mencari makan. Fase menjadi lalat dewasa biasanya terjadi dalam 21 hari. Kemudian imago betina akan kembali dibuahi lalat jantan dan menghasilkan telur lalat kembali.

Jenis-jenis Metamorfosis

Meski sama-sama melakukan metamorfosis, namun tidak semua hewan melewati proses yang sama. Pasalnya, metamorfosis sendiri terbagi jadi dua jenis yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Kira-kira apa perbedaannya?

Proses Metamorfosis Pada Katak

Fase metamorfosis katak dimulai dari telur dimana sel telur tersebut akan berubah menjadi zigot setelah terjadi pembuahan spermatozoid dan sel telur. Setelah pembuahan tersebut maka katak betina akan mengeluarkan telur-telurnya ke tempat yang aman dari pemangsa. Katak betina juga akan terus memantau dan mengontrol perkembangan sel-sel telurnya tersebut.

Setelah telur berhasil menetas, maka akan tampak larva katak atau biasa disebut pula dengan istilah kecebong. Pada fase kecebong ini belum memiliki organ tubuh yang sempurna seperti katak dewasa.

c. Kecebong Berkaki Dua

Setelah fase kecebong, maka akan berubah menjadi kecebong yang memiliki dua kaki dengan bentuk ekor yang panjang seperti bentuk sebelumnya. Fase kecebong berkaki dua masih harus tinggal dan berkembang di dalam air.

d. Kecebong Berkaki Besar

Setelah kecebong berkaki dua dalam ukuran kecil maka akan berkembang kakinya menjadi lebih besar. Bahkan kita sudah bisa melihat lipatan pada kaki kecebong. Selain itu juga sudah mulai tampak perkembangan pada du kaki pada bagian depan. Dalam fase metamorfosis ini kecebong masih memiliki ekor panjang dan masih harus berada di dalam air.

d. Kecebong dengan Dua Kaki Depan

Setelah itu kecebong akan masuk fase perkembangan yang sudah menampakan dua kaki depan yang membesar. Pada fase ini kecebong sudah hampir terlihat seperti katak dewasa, namun namun masih memiliki ekor lumayan panjang, tetapi tidak sepanjang sebelumnya.

Katak muda ini masih harus hidup di air dan belum bisa tinggal terlalu lama di daratan sebelum ekornya menghilang.

e. Ekor Kecebong Memendek

Pada fase ini sudah menuju katak dewasa, sehingga ekornya sudah semakin memendek. Fase ini menunjukan katak muda sudah siap untuk berlama-lama di daratan seperti halnya yang dibahas di dalam buku Seri Metamorphosis: Katak yang juga dilengkapi dengan ilustrasi tersembunyi menarik!

Fase metamorfosis yang terakhir adalah berubah menjadi katak dewasa setelah melewati fase kecebong sampai ekornya menghilang. Setelah menjadi katak dewasa maka hewan ini sudah bisa hidup lama di daratan karena mereka adalah hewan amfibia yang bisa hidup di dua alam, yakni darat dan air.

Proses Metamorfosis Pada Katak

Fase metamorfosis katak dimulai dari telur dimana sel telur tersebut akan berubah menjadi zigot setelah terjadi pembuahan spermatozoid dan sel telur. Setelah pembuahan tersebut maka katak betina akan mengeluarkan telur-telurnya ke tempat yang aman dari pemangsa. Katak betina juga akan terus memantau dan mengontrol perkembangan sel-sel telurnya tersebut.

Setelah telur berhasil menetas, maka akan tampak larva katak atau biasa disebut pula dengan istilah kecebong. Pada fase kecebong ini belum memiliki organ tubuh yang sempurna seperti katak dewasa.

c. Kecebong Berkaki Dua

Setelah fase kecebong, maka akan berubah menjadi kecebong yang memiliki dua kaki dengan bentuk ekor yang panjang seperti bentuk sebelumnya. Fase kecebong berkaki dua masih harus tinggal dan berkembang di dalam air.

d. Kecebong Berkaki Besar

Setelah kecebong berkaki dua dalam ukuran kecil maka akan berkembang kakinya menjadi lebih besar. Bahkan kita sudah bisa melihat lipatan pada kaki kecebong. Selain itu juga sudah mulai tampak perkembangan pada du kaki pada bagian depan. Dalam fase metamorfosis ini kecebong masih memiliki ekor panjang dan masih harus berada di dalam air.

d. Kecebong dengan Dua Kaki Depan

Setelah itu kecebong akan masuk fase perkembangan yang sudah menampakan dua kaki depan yang membesar. Pada fase ini kecebong sudah hampir terlihat seperti katak dewasa, namun namun masih memiliki ekor lumayan panjang, tetapi tidak sepanjang sebelumnya.

Katak muda ini masih harus hidup di air dan belum bisa tinggal terlalu lama di daratan sebelum ekornya menghilang.

e. Ekor Kecebong Memendek

Pada fase ini sudah menuju katak dewasa, sehingga ekornya sudah semakin memendek. Fase ini menunjukan katak muda sudah siap untuk berlama-lama di daratan seperti halnya yang dibahas di dalam buku Seri Metamorphosis: Katak yang juga dilengkapi dengan ilustrasi tersembunyi menarik!

Fase metamorfosis yang terakhir adalah berubah menjadi katak dewasa setelah melewati fase kecebong sampai ekornya menghilang. Setelah menjadi katak dewasa maka hewan ini sudah bisa hidup lama di daratan karena mereka adalah hewan amfibia yang bisa hidup di dua alam, yakni darat dan air.

Perbedaan Metamorfosis Sempurna dan Tidak Sempurna

Dari beberapa contoh hewan yang bermetamorfosis sempurna di atas, maka kita bisa membedakan proses perkembangan pada hewan yang mengalami fase metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Berikut ini perbedaan yang terjadi pada fase metamorfosis sempurna dan tidak sempurna:

Nah, itulah penjelasan tentang metamorfosis sempurna mulai dari pengertian, contoh hewan yang mengalami fase metamorfosis sempurna, hingga perbedaanya dengan metamorfosis tidak sempurna. Apakah Grameds cukup memahaminya? Sebenarnya dari setiap hewan tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok, jadi Grameds bisa pahami fase dasarnya saja.

Agar lebih paham lagi dengan fase perkembangan hewan, Gramed bisa baca buku rekomendasi di Gramedia di www.gramedia.com berikut ini. Buku yang berjudul Perkembangan Hewan ini menjelaskan fase perkembangan hewan secara mendasar berdasarkan jenisnya. Hal ini akan membantu Grameds untuk membedakan setiap proses perkembangan hewan berdasarkan jenisnya, mulai dari serangga, unggas, mamalia, dan sebagainya #SahabatTanpabatas

Baca juga artikel terkait “Proses Metamorfosis Sempurna” :

Hewan yang Mengalami Metamorfosis Tidak Sempurna – Setiap makhluk hidup akan tumbuh menjadi besar dan dewasa. Ketika manusia masih bayi, mereka memiliki ukuran tubuh yang kecil dan hampir tidak bisa melakukan apapun sendiri. Seiring bertambahnya waktu, bayi ini tumbuh besar melewati masa anak-anak, remaja, hingga akhirnya dewasa lalu berubah menjadi tua.

Nah, nyatanya proses ini bukan hanya terjadi pada manusia saja, melainkan juga pada hewan. Sama seperti manusia, mayoritas hewan hanya tumbuh jadi lebih besar dari sebelumnya. Namun tidak semua hewan melewati proses pertumbuhan yang normal. Beberapa hewan tertentu mengalami proses pertumbuhan yang istimewa.

Proses istimewa ini dikenal dengan istilah metamorfosis. Jadi apa itu metamorfosis? Yuk cari tahu jawabannya sama-sama!

Tahapan-tahapan dalam Metamorfosis

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, proses metamorfosis memakan waktu cukup lama dan harus melewati beberapa tahapan. Dimulai dari telur, lalu berkembang jadi nimfa, menetas menjadi larva, bertahan dalam fase pupa, sebelum mencapai fase dewasa atau imago yang menjadi tahapan terakhir dalam metamorfosis. Biar lebih jelas, berikut tahapan-tahapan dalam metamorfosis yang harus dilalui oleh para hewan.

Telur merupakan tahapan pertama dalam kehidupan seekor hewan. Telur berasal dari sel telur yang dimiliki oleh betina. Sel telur kemudian dibuahi oleh jantan, dan berubah menjadi telur. Para betina biasanya menyimpan telur mereka di tempat yang paling aman sekaligus paling sesuai bagi bayi-bayi mereka saat menetas nanti.

Telur nyamuk misalnya disimpan di genangan air karena sebelum berubah menjadi nyamuk, telur ini akan menetas sebagai jentik yang bertahan hidup di air. Begitu juga dengan telur kupu-kupu.

Meski kupu-kupu bisa terbang, dan bisa meletakkannya telurnya di tempat tinggi, para kupu-kupu lebih memilih meletakkan calon anaknya di dedaunan. Meski tidak terlalu aman, ketika telur menetas, larva kupu-kupu membutuhkan dedaunan di sekitar mereka untuk dimakan dan bertahan hidup. Karena alasan itulah para induk kupu-kupu meletakkan telur mereka di dedaunan, agar bayi-bayi mereka kelak tidak kelaparan.

Di dalam telur, bayi-bayi hewan ini mulai hidup. Perlahan tapi pasti, organ tubuh mereka mulai terbentuk dan berfungsi. Setelah semuanya siap, telur ini mulai menetas dan memiliki penampilan yang menyerupai induk mereka dalam versi yang lebih kecil. Bayi-bayi hewan ini kemudian dikenal dengan istilah nimfa, dan hanya terjadi pada hewan yang mengalami metamorfosis yang tidak sempurna.

Normalnya, hewan yang melewati tahapan atau fase larva akan mengalami metamorfosis sempurna. Namun beberapa hewan dengan metamorfosis tidak sempurna juga kerap kali terlahir sebagai larva.

Tahapan ini terjadi, karena hewan tersebut memiliki bentuk yang jauh berbeda dengan induknya. Saat masih menjadi larva, hewan juga aktif bergerak. Tidak hanya aktif, mereka juga makan dalam jumlah cukup banyak. Menariknya, makanan yang disantap oleh larva tidak semuanya dicerna.

Di saat yang sama, larva-larva hewan juga menyimpan sebagian makanan yang mereka dapatkan, dan menjadikannya makanan cadangan. Hal ini dilakukan karena pada tahapan selanjutnya, larva hewan tidak bisa makan, dan hanya akan fokus pada perubahan tubuhnya.

Setelah mengumpulkan makanan yang cukup, larva akan berhenti makan, lalu mulai menutup diri dan berubah menjadi kepompong atau pupa. Selama berubah jadi kepompong, larva hewan tidak bisa pergi kemana-mana. Untuk melindungi diri dari pemangsa atau gangguan luar, larva melapisi kepompong mereka dengan kerangka kuat yang dikenal dengan nama kokon.

Dan meski dari luar kepompong tampak mati, namun di bagian dalamnya, larva justru aktif melakukan perubahan besar-besaran pada tubuh mereka. Tidak jarang selama fase ini, organ tubuh baru muncul dan membuat penampilan mereka menyerupai induknya.

Untuk perubahan ini larva memang membutuhkan energi besar, dan karena mereka tidak lagi makan, mereka mulai menggunakan cadangan makanan yang ada dan mengubahnya jadi energi. Perlu diingat bahwa setiap hewan membutuhkan waktu yang berbeda untuk menyelesaikan fase ini.

Larva kupu-kupu membutuhkan waktu selama kurang lebih dua belas hari, sedangkan jentik membutuhkan waktu hanya sekitar dua atau tiga hari untuk menyelesaikan fase pupa dan berubah menjadi nyamuk dewasa.

Setelah menyelesaikan fase sebelumnya, para hewan akan keluar dari kepompong mereka. Bukan sebagai larva, melainkan imago atau hewan dewasa dengan penampilan yang jauh berbeda. Selain penampilan yang berubah, para hewan yang sudah memasuki fase imago juga memiliki habitat dan makanan yang berbeda. Kupu-kupu misalnya, mereka tidak akan lagi tinggal di dedaunan melainkan terbang ke wilayah yang memiliki kelembapan tinggi dan menyantap madu bunga atau nektar sebagai makanannya.

Di fase ini juga, para hewan imago akan mulai mencari pasangan saat musim kawin tiba, dan bereproduksi. Para betina akan bertelur, lalu telur itu menetas, menjadi nimfa, larva, pupa, lalu dewasa.

Metamorfosis tidak sempurna

Metamorfosis tidak sempurna atau disebut juga dengan hemimetabola, adalah metamorfosis yang tidak mengalami proses pupa dan larva. Jadi hewan-hewan yang mengalami proses metamorfosis tidak sempurna akan langsung menuju fase dewasa.

Ciri utama hewan yang memiliki metamorfosis tidak sempurna adalah, mereka memiliki bentuk yang tetap ketika menetas dan perubahannya hanya menyangkut pada ukuran tubuh saja.

Ciri lainnya yang tidak kalah penting adalah, hewan-hewan ini sering melakukan pergantian kulit atau molting. Pergantian kulit ini dilakukan karena hewan tersebut bertambah besar. Saking besarnya, kulit mereka tidak sanggup lagi untuk menutupi tubuhnya sehingga membutuhkan kulit baru yang lebih sesuai dengannya.

BACA JUGA: 14 Hewan Langka Di Indonesia Yang Dilindungi

Fase metamorfosis jangkrik, contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.

Bobo.id - Jangkrik adalah jenis serangga yang merupakan contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.

Yap, siklus hidup hewan yang mengalami metamorfosis memang dibagi menjadi dua:

- Hewan yang mengalami metamorfosis sempurna.

- Hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.

Keduanya memiliki perbedaan di fase pupa atau kepompong. Fase ini tidak dialami hewan yang melakukan metamorfosis tidak sempurna.

Jangkrik adalah salah satunya. Seperti apa fase metamorfosis jangkrik yang merupakan contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna?

Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Baca Juga: Perbedaan Siklus Hidup Hewan yang Mengalami Metamorfosis dan Tidak Mengalami Metamorfosis

Baca Juga: Mengenal Siklus Hidup Kecoak, Contoh Metamorfosis Tidak Sempurna

Fase Metamorfosis pada Jangkrik

Fase pertama pada kehidupan jangkrik adalah fase telur.

Telur ini berasal dari jangkrik betina yang telah dibuahi oleh jangkrik jantan.

Sekali bertelur jangkrik betina bisa menghasilkan puluhan telur. Namun, total telur yang bisa dihasilkan selama hidup sekitar 100 hingga 200 telur.

Jangkrik betina biasanya menyimpan telur-telurnya di tanah atau tumbuhan. Tempat itu dipilih karena basah dan lembap.

Jika memutuskan untuk menyimpan telurnya di tanah, jangkrik akan menaruhnya di kedalaman 1 - 2 cm.

Telur jangkrik membutuhkan waktu kurang lebih 14 hari untuk bisa menetas.

Baca Juga: Mengenal Siklus Hidup Katak, Contoh Metamorfosis Sempurna

Nimfa adalah fase metamorfosis setelah telur jangkrik menetas dan menghasilkan jangkrik kecil.

Pada fase ini sebenarnya bentuk jangkrik sudah mirip dengan jangkrik dewasa pada umumnya.

Hanya saja jangkrik kecil belum memiliki sayap dan juga belum siap untuk melakukan reproduksi.

Saat menjadi jangkrik kecil atau nimfa, mereka akan mengalami pergantian kulit kurang lebih sebanyak 8 hingga 10 kali.

Tidak semua nimfa bisa berkembang menjadi jangkrik dewasa. Hal itu karena beberapa nimfa bisa mati karna dimangsa oleh hewan lain.

Nah, setelah berada di fase ini selama kurang lebih 30 - 40 hari, nimfa akan tumbuh sayap dan menjadi jangkrik dewasa.

Baca Juga: Fase Metamorfosis Belalang, Contoh Hewan yang Mengalami Metamorfosis Tidak Sempurna

3. Fase Dewasa atau Imago

Imago adalah fase di saat jangkrik sudah bertumbuh besar dan sudah memiliki sayap.

Tak hanya itu, di fase ini jangkrik juga sudah siap untuk melakukan reproduksi.

Untuk memikat jangkrik betina, biasanya jangkrik jantan akan mengeluarkan suara yang khas.

Di fase ini biasanya jangkrik bisa bertahan hidup selama dua bulan.

Baca Juga: Fase Metamorfosis Lalat, Contoh Hewan yang Mengalami Metamorfosis Sempurna

Baca Juga: Jenis Siklus Hidup Hewan: Metamorfosis dan Tanpa Metamorfosis

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Hadir Lagi, Ada Apa Saja di AIA Healthiest Schools 2024-2025?

Serangga mengalami metamorfosis tidak sempurna karena hanya mengalami tiga tahap dalam siklus hidupnya. Tahap pertama yaitu telur lalu menetas menjadi nimfa atau serangga kecil hingga akhirnya jadi serangga dewasa.

Nimfa biasanya memiliki rangka luar yang cukup tipis dan tidak memiliki sayap. Mereka memakan makanan yang sama dengan serangga dewasa selama tinggal di tempat sama. Nimfa selanjutnya melewati proses molting yaitu meninggalkan kulit.

Contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna ialah:

Jika kalian sedang bermain di taman atau sawah, jangkrik sering kali kita temui mulai dari ukuran kecil atau besar. Jangkrik merupakan salah satu contoh serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.

Baca juga : Mengenal Daur Hidup Kecoa dari Telur hingga Dewasa

Secara umum, metamorfosis tidak sempurna melalui 3 tahap yakni fase telur, fase nimfa, dan fase jangkrik dewasa.

Dalam siklusnya, jangkrik membutuhkan waktu sekitar 83 hari untuk menjadi imago atau jangkrik dewasa.

Di fase telur, jangkrik membutuhkan waktu 3 hari untuk menetas, lebih cepat dibandingkan dengan belalang.

Baca juga : Pendidikan Biologi Uhamka Hadirkan 'Guest Teacher', Kepala Sekolah Internasional

Setelah menetas, nimfa akan keluar dan biasanya berlangsung selama 40 hari untuk menjadi jangkrik dewasa.

Banyak orang yang tidak suka dengan binatang ini karena sifatnya yang mengejutkan saat terbang dan menjijikkan karena kecoa menyukai tempat yang kotor dan lembab.

Namun, tahukah teman-teman, jika kecoa merupakan contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.

Baca juga : Contoh Hewan Ovovivipar dengan Dua Metode Reproduksi

Pada fase awal, betina kecoa akan mengeluarkan dan meletakkan telurnya di permukaan tanah. Telur kecoa biasanya akan menetas setelah 1 sampai 2 bulan. Bentuknya kecil dan berkelompok, serta lengket yang dilindungi oleh semacam kapsul bernama ootheca.

Setelah menetas akan berlanjut pada tahap berikutnya yakni menjadi nimfa. Pada fase ini, bentuk tubuhnya sama dengan kecoa dewasa, akan tetapi tidak memiliki sayap.

Di tahap ini juga akan terjadi proses pergantian kulit sembari sayapnya bertumbuh dalam waktu 60 hari atau 2 bulan.

Baca juga : Ini Ciri-Ciri Mahluk Hidup

Ketika sayapnya sudah tumbuh sempurna, ia akan menjadi kecoa dewasa dan akan siap kawin. Namun, fase imago biasanya hanya berlangsung 20 hari saja hingga akhirnya mati dengan sendirinya.

Selama fase ini pula, biasanya kecoa betina sudah bisa bertelur sebanyak 8 hingga 20 kali.

Berbeda dengan jangkrik, saat berada di fase telur, belalang membutuhkan waktu selama 1 bulan bahkan sampai 10 bulan untuk menetas. Hal ini tergantung dari jenis belalangnya dan kondisi lingkungan sekitar.

Baca juga : Yuk Mengenal Struktur Bunga Sempurna

Seperti di daerah yang ada musim dinginnya, telur belalang cenderung menetas lebih lama dibandingkan dengan di daerah tropis.

Setelah menetas, telur belalang akan keluar dari cangkangnya dan mencari makan.

Saat menjadi nimfa, pada awalnya hanya mengandalkan kaki-kaki kecilnya untuk merayap di ranting tanaman.

Baca juga : Yuk Mengenal Tumbuhan Dikotil dan Ciri-Cirinya

Fase nimfa berlangsung selama 30 sampai 40 hari hingga menjadi belalang dewasa. Dan pada fase ini juga akan mengalami pergantian kulit beberapa kali dan diiringi oleh pertumbuhan sayapnya. (OL-1)

Bagaimana Proses Metamorfosis Sempurna Pada Kupu-kupu, Katak, Nyamuk, Lebah dan Lalat? – Apakah Grameds pernah mengamati fase metamorfosis pada hewan? Grameds mungkin sudah tidak asing lagi dengan metamorfosis karena pasti sudah dipelajari bahkan sejak di bangku sekolah dasar. Beberapa hewan akan mengalami fase metamorfosis yang berbeda-beda. Mulai dari perubahan bentuk dari telur, larva, hingga menjadi bentuk hewan dewasa atau sempurna.

Perlu Grameds ketahui bahwa secara biologis, metamorfosis pada hewan tersebut terbagi menjadi dua jenis, yakni metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Salah satu perbedaan utama antara kedua metamorfosis tersebut adalah fase perubahan bentuk yang terjadi pada organ hewan tersebut. Contohnya pada metamorfosis tidak sempurna, hewan tidak akan mengalami fase pertumbuhan pupa.

Metamorfosis sempurna pada hewan perlu Grameds ketahui dan pahami karena kita akan hidup berdampingan oleh mereka. Contohnya nyamuk, kita perlu memahami fase hidup mereka karena hal tersebut dapat berbahaya bagi kesehatan kita jika membiarkan nyamuk berkembang biak terlalu banyak. Jadi kita bisa mengantisipasi saat masih jentik-jentik nyamuk untuk dibersihkan.

Agar lebih paham tentang metamorfosis sempurna, berikut ini pengertian dan hewan apa saja yang mengalami fase metamorfosis sempurna.

Proses Metamorfosis Pada Kupu-Kupu

Fase metamorfosis yang pertama adalah telur, dimana kupu-kupu dewasa berproduksi dan akan meninggalkan telurnya. Telur kupu-kupu ini berisi segala macam informasi genetik yang kupu-kupu dewasa letakan di bawah kelopak daun untuk menjaga telur-telurnya.

Perlu teman-teman Grameds tahu bahwa telur-telur kupu-kupu sangatlah kecil dan jumlahnya banyak, namun tidak semua sel telur tersebut dapat menetas. Dalam fase ini embrio akan berkembangkan dalam telur dan akhirnya menetas menjadi larva.

Setelah telur berhasil menetas, maka fase metamorfosis berikutnya adalah fase menjadi larva. Larva kupu-kupu memiliki tubuh seperti cacing namun bentuknya tidak terlalu panjang. Menurut Biology Dictionary, fase larva bertujuan untuk mengumpulkan energi sebagai bentuk persiapan pada tahap metamorfosis berikutnya dengan cara banyak makan.

Proses memakan inilah yang membuat kulit larva kupu-kupu sering lepas dan terus tumbuh menjadi semakin besar. Ulat kupu-kupu bisa tumbuh besar hingga 100 kali lipat dari ukuran sebelumnya dalam waktu beberapa minggu saja.

Fase metamorfosis berikutnya adalah larva berubah menjadi pupa atau biasa kita sebut kepompong. Pada fase ini ulat kupu-kupu akan berhenti bergerak dan membuat cangkang keras yang akan melindunginya selama beberapa waktu.

Dalam fase pupa, sel-sel larva akan berdiferensiasi menjadi tubuh, sayap, kaki, dan organ-organ lain untuk lebih sempurna. Setelah proses penyempurnaan organ dalam pupa selesai, maka kupu-kupu akan keluar dari kepompong tersebut.

Fase metamorfosis terakhir adalah pupa berubah menjadi kupu-kupu dewasa yang akan mengeluarkan hormon untuk melembutkan cangkang yang sebelumnya sangat keras agar ia bisa keluar. Cara kupu-kupu keluar dari kepompong tersebut adalah dengan mengepakan sayapnya. Cara inilah yang membuat sayap kupu-kupu yang awalnya terlipat menjadi terbentang dan bisa membuatnya terbang.

Berikut ini rekomendasi buku yang bisa Grameds baca jika ingin lebih tahu mengenai metamorfosis pada kupu-kupu dalam bentuk cerita yang menggambarkan proses hidup manusia juga: